Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan program-program prioritas miliknya selama menjabat sebagai Menteri. Nadiem mengaku telah memiliki empat program yang akan dia lakukan selama 5 tahun ke depan. Apa saja?
Hal itu disampaikan Nadiem di acara rapat konsolidasi yang dilakukan Kemenko PMK pagi tadi, Kamis (31/10/2019). Rapat itu dihadiri oleh sejumlah menteri yaitu Menag Fachrul Razi, Mensos Juliari Batubara, dan Menpora Zainuddin Amali.
Program pertama adalah melakukan penyisiran anggaran dan aktivitas mulai dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi (PT). Kedua, lanjut Nadiem, memeriksa struktur kelembagaan untuk mendukung pembelajaran siswa.
“Kedua adalah apakah struktur kelembagaan baik internal maupun di luar badan-badan mendukung tujuan pembelajaran, apa dampak positif terhadap kualitas pembelajaran,” ujar Nadiem dalam paparannya di hadapan Menko PMK Muhadjir Effendy.
Lalu di prioritas ketiga itu Nadiem mengaku akan menggerakkan program revolusi mental milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui suatu konten pembelajaran. Ia berharap dengan menggerakkan program ini bisa membangun karakter anak.
“Prioritas ketiga adalah untuk benar-benar menggerakkan Revolusi Mental sesuai arahan Presiden dan Menko dengan nyata melalui konten-konten bukan hanya sistem institusi pendidikan, tapi di masyarakat secara luas. Jadi pengembangan karakter bukan hanya dari kurikulum, bukan hanya pembelajaran dari guru tapi masyarakat secara luas. Itu yang kita kembangkan,” jelasnya.
Prioritas selanjutnya, Nadiem kemudian bicara pengembangan teknologi. Menurut Nadiem, banyak orang yang salah paham akan fungsi teknologi di dunia pendidikan, Nadiem menjelaskan teknologi ini bukan serta merta pengganti guru di dunia pendidikan melainkan teknologi dipakai untuk membantu guru dalam sistem mengajar.
“Keempat pengembangan teknologi, banyak yang harus difokuskan. Banyak sekali yang mengira pengembangan teknologi menggantikan guru, menggantikan classroom. Itu salah total, fokus dari teknologi adalah untuk membantu guru, membantu semua manusia dalam sistem untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih baik,” kata Nadiem.
“Teknologi itu untuk memperbaiki atau meng-enchange, meningkatkan kapasitas bukan untuk replace atau menggantikan,” imbuhnya.